Menkomdigi: AI Harus Berbasis Nilai Lokal dan Etika, Bukan Sekadar Teknologi

JAKARTA, Brebesinfo.com – Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengingatkan bahwa kecerdasan buatan (AI) tidak boleh dikembangkan hanya dari sisi teknologi. Menurutnya, AI harus dibangun dengan memperhatikan nilai-nilai lokal, etika, dan kesadaran masyarakat.

“Pembangunan manusia di era AI itu sama pentingnya dengan pembangunan infrastruktur digital,” kata Meutya Hafid, Kamis (24/7/2025).

Ia menjelaskan, saat ini perkembangan AI sangat cepat, bahkan melebihi perkiraan banyak orang. Namun, mayoritas sistem AI berasal dari negara-negara maju yang punya latar belakang budaya dan sosial berbeda dengan Indonesia.

“Ini bisa menimbulkan masalah baru, seperti memperkuat bias dan kesenjangan sosial yang selama ini ingin kita kurangi,” ujarnya.

Meutya juga menyebut adanya alignment problem, yaitu kondisi ketika AI terlihat netral tapi sebenarnya tidak sesuai dengan nilai moral. Ia mencontohkan sistem COMPAS di Amerika Serikat yang digunakan untuk menilai risiko residivisme pelaku kejahatan.

“Alih-alih netral, sistem itu justru dianggap bias terhadap warga kulit hitam,” jelasnya.

Karena itu, Meutya menegaskan pentingnya pendekatan yang bijak dalam penggunaan AI di Indonesia. Ia mengajak semua pihak agar AI tetap digunakan sebagai alat bantu manusia, bukan sebaliknya.

“Kita perlu pastikan AI tetap menjadi alat, bukan malah mengatur manusia,” tegasnya.(*)