Kisah Rafli Rizal: Dari Pedagang Batik Jadi Tokoh Pelestari Sejarah Bumiayu

BREBES, Brebesinfo.com – Siapa sangka, Rafli Rizal, pria asal Kecamatan Bumiayu, Brebes, yang dulu dikenal sebagai pedagang batik, kini menjadi sosok penting dalam pelestarian sejarah dan kebudayaan purbakala di wilayah selatan Brebes.

Perjalanan Rafli menuju dunia pelestarian sejarah dimulai secara tidak sengaja. Sekitar tahun 2013, ia membaca berita tentang penemuan fosil manusia purba di Semedo, Kabupaten Tegal. Rasa penasarannya tumbuh. Ia bertanya-tanya, mungkinkah Bumiayu juga menyimpan jejak sejarah serupa?

“Awalnya saya hanya ingin tahu. Saya mulai menyusuri sungai-sungai dan tanah lapang bersama teman saya, Karsono. Ternyata, kami menemukan batuan dan benda yang bentuknya tidak biasa. Dari situ saya mulai belajar lebih serius,” ujar Rafli saat ditemui di rumahnya, Jumat (25/7/2025).

Rumahnya yang dulunya hanya tempat tinggal keluarga, kini telah bertransformasi menjadi Museum Purbakala Bumiayu. Di dalamnya tersusun puluhan fosil tulang binatang purba, batuan prasejarah, dan artefak lain hasil temuan dari berbagai penjuru Bumiayu. Semua ditata rapi, lengkap dengan penjelasan ilmiah dan narasi edukatif.

Yang menarik, museum ini bukan didirikan oleh pemerintah, melainkan murni hasil inisiatif pribadi. Rafli bahkan mendirikan Yayasan Pustaka Alam Bumiajuensis sebagai wadah resmi untuk aktivitasnya. Ia aktif melakukan edukasi ke sekolah-sekolah lewat program “Museum Goes to School,” membagikan cerita sejarah lokal kepada generasi muda.

“Kalau anak-anak tidak dikenalkan sejarah dari sekarang, mereka akan lupa siapa dirinya. Saya ingin mereka bangga jadi orang Bumiayu yang punya warisan sejarah,” tegas Rafli.

Dedikasinya pun membuahkan hasil. Museum kecil di rumahnya kini menjadi tujuan kunjungan bagi mahasiswa dari berbagai universitas dan lembaga riset. Tak hanya itu, Rafli juga dilibatkan dalam kegiatan ekskavasi dan kajian ilmiah oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Atas kiprahnya, Rafli diganjar penghargaan Tokoh Pamomong Jawa Tengah 2025 oleh Suara Merdeka Network. Ia dianggap sebagai figur inspiratif dalam menjaga dan menghidupkan kembali sejarah lokal.

Meski begitu, Rafli tetap rendah hati. “Saya hanya orang biasa. Tapi kalau saya bisa jaga sejarah Bumiayu, berarti saya melakukan sesuatu yang berarti,” tutupnya.(*)