Bupati Brebes Dibilang Pandai Mengeluh, Anom Panuluh: Publik Butuh Solusi, Bukan Retorika!

BREBES, Brebesinfo.com – Pernyataan Bupati Brebes, Paramitha Widya Kusuma, kembali memantik kritik keras. Dalam unggahan di akun Facebook pribadinya, Bupati menyinggung soal banyaknya “warisan” masalah sejak dirinya dilantik, mulai dari jalan rusak hingga kantor bupati yang ambruk.

Pernyataan itu ia lontarkan saat menyerahkan 300 paket sembako program Wardoyo di Desa Tembongraja, Kecamatan Salem.

Bupati menegaskan meski beban berat, semangat kerja untuk rakyat Brebes tidak boleh berkurang, dan pemerintah harus hadir dengan solusi nyata, bukan sekadar janji.

Namun, pernyataan itu langsung disemprot oleh Anom Panuluh dari Rumah Rakyat Indonesia Kabupaten Brebes.

“Seolah-olah Brebes baru dimulai sejak Paramitha dilantik. Padahal sumpah jabatan adalah ikrar menerima keadaan Brebes apa adanya, bukan alasan untuk mengeluh,” tegas Anom. Minggu (28/9/2026).

Ia menilai, masyarakat sudah bosan mendengar alasan yang sama setiap kali Bupati berbicara. Menurutnya, jabatan kepala daerah adalah mandat penuh untuk memperbaiki, bukan mencari kambing hitam.

“Kalau terus-menerus menyalahkan pemerintahan sebelumnya, publik hanya akan disuguhi alasan, bukan solusi,” tambahnya.

Anom juga menyinggung bahwa narasi “warisan” justru bisa menjadi bumerang politik. Sebab, sebelum Paramitha, Brebes dipimpin Idza Priyanti yang diusung PDIP di bawah kendali Indra Kusuma ayah Bupati saat ini. Bahkan Indra sendiri pernah gagal menuntaskan dua periode kepemimpinan karena tersandung kasus korupsi.

“Jadi kalau mau bicara warisan, itu sejatinya warisan dari Papihnya sendiri. Retorika semacam ini kontraproduktif, karena pemimpin yang terus membuka aib politik keluarganya hanya menunjukkan kegagalan berbakti pada orang tua sekaligus kegagalan memahami makna kepemimpinan,” ujarnya.

Ia menegaskan, rakyat Brebes saat ini menunggu kerja nyata, bukan retorika yang diulang-ulang.

“Jalan rusak, kantor ambruk, kemiskinan, pendidikan yang tertinggal semua itu tidak akan selesai dengan retorika warisan. Kalau terus berlindung di balik cerita masa lalu, Bupati hanya akan dikenang sebagai pemimpin yang pandai mengeluh, tapi gagal menorehkan solusi nyata,” pungkas Anom.(*)