Waspada! Hipertensi Bisa Sebabkan Gagal Ginjal Tanpa Gejala, Ini Penjelasan Dokter

BREBES, Brebesinfo.com – Hipertensi atau tekanan darah tinggi sering disebut sebagai silent killer. Penyakit ini bisa merusak organ vital tubuh tanpa gejala yang terasa. Salah satu organ yang diam-diam bisa terdampak parah adalah ginjal.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Bethsaida Hospital, Dasaad Mulijono, menjelaskan bahwa tekanan darah tinggi yang berlangsung lama bisa merusak pembuluh darah, termasuk di ginjal.

“Semua sistem dalam tubuh saling terhubung lewat pembuluh darah, termasuk ginjal. Kalau tekanan darah terlalu tinggi, pembuluh darah di ginjal bisa rusak dan membuat saringannya jebol,” ujar Dasaad, dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (30/7/2025).

Ginjal berfungsi sebagai penyaring racun dan limbah dari darah. Organ ini bekerja terus menerus sepanjang hari. Tapi, bila tekanan darah di pembuluh ginjal terus tinggi, saringan halus bernama glomerulus bisa rusak.

“Awalnya mungkin cuma rembes protein, tapi bila terus dibiarkan, ginjal bisa kehilangan kemampuan menyaring racun. Akibatnya, fungsi ginjal menurun dan pasien terancam gagal ginjal,” lanjutnya.

Pola Makan Juga Berperan

Sayangnya, menurut Dasaad, banyak pasien hipertensi baru menyadari kerusakan ginjal ketika kondisinya sudah berat. Padahal, kerusakan tersebut bisa dicegah bila pengobatan dikombinasikan dengan pola makan yang sehat.

“Saya pernah tangani pasien yang kreatininnya naik, padahal sudah minum obat dan mengurangi garam. Setelah ditelusuri, ternyata pola makannya masih ‘ngadi-ngadi’,” ungkapnya.

Dasaad menyebut, salah satu penyebabnya adalah konsumsi protein hewani yang terlalu tinggi, seperti daging merah, ayam, dan ikan. Meski terlihat sehat, protein hewani justru bisa memberatkan kerja ginjal jika dikonsumsi berlebihan.

“Protein hewani menghasilkan zat bernama TMAO yang bisa memicu peradangan dalam tubuh dan mempercepat kerusakan pembuluh darah,” jelasnya.

Zat TMAO (trimetilamina N-oksida) terbentuk dari makanan hewani yang diproses oleh bakteri dalam usus. Jika jumlah TMAO dalam tubuh tinggi, maka risiko terkena penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal juga meningkat.

Bahkan, telur yang selama ini dianggap sehat, juga bisa berdampak negatif jika dikonsumsi terlalu banyak, terutama bila fungsi ginjal sudah terganggu.

Solusi: Beralih ke Sumber Protein Nabati

Manusia tetap membutuhkan protein. Namun, Dasaad menyarankan agar sumber protein berasal dari makanan nabati seperti tempe, tahu, dan kacang-kacangan. Makanan ini lebih ramah ginjal karena tidak menghasilkan senyawa beracun seperti TMAO.

“Pasien yang menjalani diet nabati dengan kadar protein terukur bisa mengalami perbaikan fungsi ginjal yang cukup signifikan, bahkan sebelum harus menjalani cuci darah,” ujarnya.

Hipertensi bisa mengancam ginjal tanpa disadari. Karena itu, penting bagi penderita untuk tidak hanya mengandalkan obat, tetapi juga mengatur pola makan dan gaya hidup. Mengurangi konsumsi protein hewani dan rutin kontrol kesehatan bisa membantu mencegah kerusakan ginjal sejak dini.(*)