Waspada! Risiko Jantung Saat Lari Marathon, Dokter Beberkan Tips Aman

BREBES, Brebesinfo.com – Lari memang menyehatkan, apalagi jika dilakukan rutin. Manfaatnya antara lain menurunkan tekanan darah, meningkatkan kolesterol baik, menjaga berat badan ideal, hingga mengurangi stres.

Namun, benarkah lari terutama jarak jauh seperti marathon selalu aman untuk jantung?

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Mayapada Hospital Tangerang, dr. Aron Husink, SpJP (K), FIHA, mengingatkan bahwa olahraga ini tetap harus disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing.

“Kami kerap menemui individu yang belum pernah memeriksakan kesehatan jantungnya lalu langsung ikut latihan atau event lari, dan tiba-tiba mengalami serangan jantung. Latihan berlebihan tanpa pemulihan cukup juga bisa memicu stres dan peradangan tubuh, yang akhirnya meningkatkan risiko penyakit jantung koroner,” ujar dr. Aron dikutip dari CNN.

Faktor Risiko dan Gejala yang Perlu Diwaspadai

Menurut dr. Aron, risiko jantung biasanya dialami oleh mereka yang memiliki riwayat penyempitan pembuluh darah jantung atau faktor risiko penyakit jantung koroner seperti:

  • Diabetes
  • Hipertensi
  • Kolesterol tinggi
  • Merokok
  • Riwayat keluarga dengan penyakit jantung di usia muda

Ia juga menegaskan pentingnya mengenali tanda bahaya saat berlari, seperti nyeri dada, sesak napas, detak jantung terlalu cepat atau tidak teratur, pusing, hingga hampir pingsan. Jika gejala ini muncul, sebaiknya segera hentikan aktivitas.

Tips Aman Berlari untuk Kesehatan Jantung

Agar tetap aman, dr. Aron menyarankan:

  1. Mulai latihan secara bertahap sesuai kemampuan
  2. Jaga hidrasi dan asupan nutrisi
  3. Istirahat cukup
  4. Dengarkan sinyal tubuh jika lelah berlebihan atau nyeri

“Bagi yang berusia di atas 30–35 tahun, sebaiknya lakukan pemeriksaan jantung sebelum memulai program latihan atau mengikuti marathon,” tambahnya.

Pemeriksaan Jantung Sebelum Lari Marathon

Bagi orang dengan hipertensi, diabetes, atau riwayat penyakit jantung, pemeriksaan dengan dokter spesialis sangat dianjurkan. Pemeriksaan umum seperti elektrokardiogram (ECG) dan treadmill test dapat mendeteksi sumbatan pembuluh darah dan gangguan irama jantung. Bila perlu, dilakukan ekokardiografi untuk melihat struktur dan fungsi jantung lebih detail.

Di Chest Pain Unit Mayapada Hospital, pasien dengan nyeri dada bisa mendapatkan pemeriksaan awal gratis jika hasilnya tidak mengindikasikan penyakit jantung. Jika ada indikasi, pasien akan dirujuk ke Cardiovascular Center untuk penanganan lanjutan.

Layanan darurat jantung tersedia 24 jam di Mayapada Hospital Jakarta, Tangerang, Surabaya, dan Bandung. Dalam kondisi serangan jantung, penanganan cepat dilakukan dengan protokol Door to Balloon kurang dari 90 menit, didukung fasilitas Cath Lab dan tim dokter intervensi berpengalaman.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *