KEBUMEN, Brebesinfo.com – Sebanyak 11 remaja yang diamankan Polres Kebumen karena hendak tawuran menangis saat dimintai keterangan di hadapan orang tua dan guru, Kamis (26/12/2024). Aksi yang mereka rencanakan gagal setelah polisi berhasil mencegah bentrokan yang nyaris terjadi di wilayah Kebumen.
Kapolres Kebumen, AKBP Recky, mengatakan para remaja itu tergabung dalam kelompok bernama “Gabungan Anak Liar Kebumen” atau GALAK. “Mereka masih pelajar SMP dan SMA. Tawuran ini bisa membahayakan nyawa mereka sendiri maupun orang lain,” ujar Kapolres, Jumat (27/12/2024).
Dalam rencana tawuran melawan kelompok remaja dari Kecamatan Sruweng, para pelaku membawa senjata tajam seperti celurit, golok, hingga ikat pinggang dengan ujung cakram sepeda motor. Semua barang bukti tersebut telah diamankan polisi.
Pembinaan di Mapolres Kebumen berlangsung haru. Para remaja yang sebelumnya tampak arogan kini menangis menyesali perbuatannya. Dengan suara bergetar, mereka meminta maaf kepada orang tua yang hadir. “Kami salah, kami janji nggak akan ulangi lagi,” kata salah satu remaja.
Para orang tua tak kuasa menahan emosi. Sebagian mengaku kecolongan karena anak-anak mereka kerap keluar malam tanpa izin. “Kami benar-benar tidak menyangka mereka sampai berbuat seperti ini,” ujar seorang ibu dengan mata berkaca-kaca.
Menurut pengakuan para remaja, rencana tawuran bermula dari saling ejek di media sosial. Kapolres Kebumen menegaskan pihaknya akan terus menyelidiki apakah ada kelompok remaja lain yang berpotensi terlibat.
Sebagai langkah pembinaan, para pelaku telah menandatangani surat pernyataan untuk membubarkan kelompok GALAK dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan serupa. Sekolah tempat mereka belajar juga akan memberikan sanksi berupa pembinaan tambahan.
AKBP Recky mengimbau agar orang tua dan sekolah lebih memperhatikan aktivitas anak-anak mereka. “Mencegah tawuran adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas kepolisian,” tegasnya.
Sebelumnya, Polres Kebumen menggagalkan aksi tawuran ini di Kelurahan Selang, Kecamatan Kebumen, pada Kamis dini hari. Sebanyak 11 remaja diamankan bersama barang bukti yang diduga akan digunakan untuk bentrokan.
Kini, momen tangis penyesalan mereka menjadi pelajaran berharga bagi banyak pihak untuk lebih peduli dan mencegah tragedi serupa terulang. (*)