BREBES, Brebesinfo.com – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Salem, Brebes, menyebabkan pergerakan tanah di Desa Gunung Larang pada Senin, 27 Januari 2025. Retakan tanah yang muncul mengakibatkan kerusakan pada rumah warga dan jalan provinsi yang menghubungkan Bantarkawung dengan Salem, membuat warga semakin khawatir.
Pergerakan tanah terjadi di Dukuh Gunung Larang, RT 01/RW 01, Desa Gunung Larang, Kecamatan Salem. Retakan tanah ini sudah ada sejak 2007 dan kini kembali muncul. Retakan tersebut mengarah ke Kali Cileles dengan diameter sekitar 150 meter dan kemiringan 45 derajat. Kondisi tanah yang labil, akibat hujan yang terus-menerus, semakin memperburuk situasi.
Sebanyak 11 rumah warga terdampak. Dua rumah rusak berat milik Abdul Rasyid (64 tahun) dan Warso (50 tahun), yang kini mengungsi ke rumah kerabat mereka. Satu rumah milik Carna Sutisna (41 tahun) rusak sedang.

Sementara delapan rumah lainnya mengalami kerusakan ringan. Pergerakan tanah juga menyebabkan retakan pada jalan provinsi yang menghubungkan Bantarkawung dan Salem, mengancam kelancaran transportasi.
Jarak antara retakan tanah dan rumah warga sekitar 300 meter. Dengan kondisi tanah yang semakin jenuh akibat hujan, pergerakan tanah diperkirakan akan terus terjadi. Oleh karena itu, pihak berwenang segera melakukan evakuasi untuk menghindari kerusakan lebih lanjut. Budi Sujatmiko.
Koordinator SATGAS-PB BPBD Brebes Selatan, mengatakan tim sudah melakukan penilaian dan bekerja sama dengan Perhutani serta Pemdes untuk menangani masalah ini.

Meskipun tidak ada korban jiwa atau luka, pergerakan tanah yang terus berlangsung tetap menambah bahaya bagi warga. Budi Sujatmiko mengimbau warga untuk tetap waspada, mengingat cuaca yang tidak menentu dan hujan yang cukup deras. Warga yang tinggal di daerah rawan pergerakan tanah diminta untuk mengungsi saat hujan deras.
Kepala Desa Gunung Larang, Abdul Rosyid, berharap pemerintah daerah segera menangani masalah pergerakan tanah yang mengancam warganya. Ia meminta tindakan cepat, seperti relokasi bagi warga yang tinggal di wilayah rawan longsor.
Abdul Rosyid juga meminta agar pemerintah daerah dan dinas terkait melakukan penanganan jangka panjang, mengingat tanah di wilayah tersebut sangat labil. “Kami membutuhkan solusi yang lebih permanen untuk mencegah pergerakan tanah berulang,” ujarnya.

Sebagai langkah awal, bantuan logistik telah disalurkan oleh BPBD dan pihak terkait untuk membantu warga yang terdampak. Diharapkan ke depan, langkah-langkah yang lebih konkret bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bencana dan memberi rasa aman bagi warga Desa Gunung Larang.(*)