BREBES, Brebesinfo.com – Pemerintah Kabupaten Brebes segera menyiapkan lokasi hunian sementara (huntara) untuk warga Desa Mendala yang terdampak bencana tanah gerak. Langkah ini diambil setelah Badan Geologi Nasional melakukan survei di lokasi dan memberikan rekomendasi untuk relokasi warga.
Pada Kamis (24/4/2025), Badan Geologi melakukan survei di empat dukuh yang paling terdampak, yaitu Dukuh Krajan, Dukuh Babakan, Dukuh Cupang Bungur, dan Dukuh Karanganyar.
Tim Badan Geologi menemukan bahwa keempat dukuh tersebut berada di jalur aktif pergerakan tanah yang sangat berbahaya.
Maryono, perwakilan dari Badan Geologi, menjelaskan bahwa tanah di wilayah tersebut sudah sangat jenuh air akibat hujan yang terus-menerus. Hal ini membuat tanah mudah bergerak dan meningkatkan potensi bencana tanah gerak lebih lanjut.
“Curah hujan yang tinggi dalam waktu lama membuat tanah di daerah ini sangat jenuh air. Ketika tanah sudah jenuh, daya ikatnya berkurang dan tanah jadi mudah bergerak. Kami melihat ada potensi besar untuk pergerakan tanah kembali,” ujar Maryono.
Maryono menambahkan bahwa pergerakan tanah ini bisa terjadi kapan saja, terutama jika hujan kembali turun. Menurutnya, langkah relokasi adalah keputusan yang paling aman untuk melindungi keselamatan warga.
“Tanah bergerak di area ini masih sangat aktif. Oleh karena itu, kami merekomendasikan relokasi warga ke tempat yang lebih aman, agar risiko bahaya bisa diminimalisir,” tambah Maryono.
Berdasarkan hasil survei, pergerakan tanah di Dukuh Krajan, Dukuh Babakan, Dukuh Cupang Bungur, dan Dukuh Karanganyar sangat masif. Dukuh Krajan berada di bagian atas longsoran dan menjadi titik awal pergerakan tanah, sementara Dukuh Babakan dan Dukuh Cupang Bungur berada di sisi lereng yang lebih rendah dan menerima dampak langsung.
Kepala Desa Mendala, Muhammad Basori, mengatakan bahwa pihak desa sudah mulai menyiapkan lokasi untuk huntara. Lahan yang dipilih terletak di depan kantor desa, dan saat ini sudah mulai dilakukan perataan tanah untuk mempersiapkan tempat tinggal sementara bagi warga yang terdampak.
“Proses perataan tanah untuk huntara sudah dimulai. Kami berharap warga bisa segera dipindahkan ke lokasi yang lebih aman. Kami ingin memastikan mereka bisa tinggal sementara dengan aman hingga keadaan membaik,” ujar Basori.
Selain itu, Basori juga menambahkan bahwa Pemdes telah menyediakan tenda-tenda darurat di lapangan mini soccer Gunung Poh, yang saat ini digunakan untuk menampung warga yang rumahnya rusak akibat bencana tanah gerak. Warga merasa lebih aman mengungsi sementara waktu.
Data dari Posko Darurat menunjukkan bahwa 118 rumah rusak, dengan 529 jiwa warga terdampak. Dari jumlah tersebut, 416 jiwa warga masih mengungsi di tenda darurat dan belum berani kembali ke rumah mereka karena khawatir akan pergerakan tanah yang masih bisa terjadi.
Dengan adanya huntara yang sedang disiapkan, diharapkan warga bisa tinggal lebih aman sementara waktu. Pemkab Brebes bersama tim gabungan akan terus memantau dan membantu pemulihan keadaan di desa tersebut.(*)