BREBES, Brebesinfo.com – Warga Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, merasakan serangkaian gempa bumi sejak akhir April hingga awal Mei 2025. Guncangan yang terjadi berulang kali membuat warga resah.
Gempa pertama dirasakan pada Kamis, 24 April 2025 pukul 16.30 WIB. Gempa kedua terjadi pada Senin, 28 April pukul 07.30 WIB, dan gempa ketiga menyusul pada Rabu, 30 April pukul 11.00 WIB.
Tak hanya itu, getaran kembali dirasakan pada Sabtu malam, 3 Mei pukul 23.30 WIB, lalu Minggu dini hari, 4 Mei sekitar pukul 01.30 WIB dan 03.00 WIB.
Beberapa warga mengatakan mereka mendengar suara seperti batu jatuh dari atas bukit saat gempa terjadi.
Koordinator BPBD Wilayah Brebes Selatan, Budi Sujatmiko, mengatakan salah satu gempa dini hari Minggu sempat terekam oleh alat sensor Badan Geologi di Bumijawa.
“Gempa terekam pukul 01.18 WIB, tapi hanya satu sensor yang mencatat. Sensor lain di Cacaban, Karangpucung, dan Peninggaran tidak merekam, jadi tidak bisa ditentukan kekuatan dan kedalamannya,” jelas Budi, mengutip pesan dari Badan Geologi, Senin (5/5/2025).
Berdasarkan analisis sementara, gempa tersebut termasuk jenis gempa swarm, yaitu rangkaian gempa kecil yang terjadi berulang, bukan gempa besar tunggal.
“Gempa swarm sering terjadi di daerah pegunungan atau tanah kapur. Meski kecil, karena sering terjadi, warga bisa merasakannya,” kata Budi.
Jenis gempa ini umumnya tidak menimbulkan kerusakan parah, tetapi bisa menimbulkan kepanikan karena terjadi terus-menerus.
Menurut Badan Geologi, penyebab gempa swarm masih dalam penelitian. Tapi bisa disebabkan oleh pergerakan magma, panas bumi, atau tekanan di dalam tanah.
Budi meminta masyarakat tetap tenang dan tidak terpancing kabar yang belum pasti.
“Warga sebaiknya hanya mengikuti informasi resmi dari pemerintah dan lembaga yang berwenang,” ujarnya.
Ia juga mengatakan pihak BPBD sudah bekerja sama dengan pemerintah kecamatan dan desa untuk terus memantau situasi di lapangan.
Kepala Desa Pandansari, Irwan Susanto, mengatakan bahwa gempa memang dirasakan oleh banyak warga, terutama pada malam hari.
“Warga jadi cemas karena gempa terjadi berkali-kali dan waktunya berdekatan,” ucap Irwan.
Ia menambahkan, sejauh ini belum ada laporan kerusakan serius, tapi pihaknya berharap ada kajian geologi untuk memastikan kondisi tanah di desa tersebut.
“Saya sudah laporkan ke kecamatan dan BPBD, agar ada tindak lanjut dan warga dapat penjelasan resmi,” kata Irwan.
Sebagai bentuk kewaspadaan, beberapa warga memilih tidur di luar rumah dan berjaga malam.(*)