BREBES, Brebesinfo.com – Slogan “Brebes Beres” ternyata belum benar-benar terasa di lapangan. Di Desa Taraban, Kecamatan Paguyangan, sejumlah pemuda memilih cara unik menyampaikan protes atas jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki. Mereka membuat lagu hiphop berbahasa ngapak yang kini viral di media sosial.
Video berdurasi 53 detik itu menampilkan latar jalan penuh lubang sepanjang dua kilometer. Dengan irama hiphop sederhana, lirik yang mereka nyanyikan justru lebih pedas daripada orasi demo.
“Hey mbok pada melek, deleng dalane uwis elek. Hey mbok pada mikir, aja mung cengar cengir. Dalane rusak taun-taunan, laka perubahan ora ana perbaikaan,” begitu potongan lirik dalam video tersebut.
Gaya santai dengan topi, hodie, dan logat ngapak kental membuat kritik ini terasa mengena. Mereka seakan menertawakan ironi, bahwa Brebes disebut “beres” padahal warga masih harus bertahun-tahun berjibaku dengan jalan rusak.
Tak hanya satu bait, lirik lain pun tak kalah tajam. “Mlaku nang dalan rusak sikile pada lara, sandale pedot gara-gara mancal bata. Mbok ya dipikir kerja ben katon nyata, akeh sing celaka nyong rika pada korbane. Apa perlu demo ben padang pikirane.”
Kepala Desa Taraban, Farida S, membenarkan kondisi itu. “Iya benar, jalan di Taraban sekitar dua kilometer memang rusak parah. Sudah lama tidak diperbaiki,” ujarnya, Selasa (26/8/2025).
Kenyataan ini membuat warga semakin geram. Aspirasi hanya berhenti di meja Pemkab, tanpa wujud nyata di lapangan. Sementara itu, jalan rusak jelas berdampak pada aktivitas ekonomi. Saat musim hujan, lubang-lubang jalan berubah jadi kubangan, anak sekolah harus lompat-lompat, sopir merugi, dan petani mengeluh biaya angkut panen semakin tinggi.
Ironisnya, di setiap forum resmi, Pemkab Brebes selalu menggembar-gemborkan pembangunan infrastruktur. Namun di Taraban, janji politik justru lebih mulus ketimbang aspal.
Fenomena pemuda Taraban ini membuktikan bahwa kritik bisa disampaikan dengan cara kreatif. Hiphop ngapak menjadi medium yang jenaka tapi juga menohok. Pesan mereka jelas: warga sudah lelah menunggu.
Video viral ini pun seakan menjadi cermin bagi pemerintah. Bahwa slogan “Brebes Beres” hanya terasa di spanduk, tapi tidak di jalan yang sehari-hari dilalui masyarakat. (*)