SEMARANG, Brebesinfo.com – Lima daerah di Jawa Tengah menjadi tujuan favorit bagi investor asing selama semester I tahun 2025. Dominasi penanaman modal asing ini tercermin dalam laporan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, yang menyebut total investasi asing mencapai Rp25,63 triliun.
Data tersebut disampaikan Kepala DPMPTSP Jawa Tengah, Sakina Rosellasari, dalam kegiatan Semarang Marketing Festival yang berlangsung di Hotel Santika Premiere, Selasa (5/8/2025).
“Nilai total investasi Jawa Tengah semester I tahun ini mencapai Rp45,58 triliun. Dari jumlah tersebut, penanaman modal asing (PMA) berkontribusi sebesar Rp25,63 triliun,” ujar Sakina.
Menurutnya, lima kabupaten/kota yang menjadi primadona investor asing adalah Demak, Kendal, Semarang, Batang, dan Pemalang. Kelima daerah ini mencatatkan nilai investasi tertinggi dari sektor asing.
Demak menjadi daerah nomor satu dengan nilai investasi asing mencapai Rp5,93 triliun. Disusul Kendal dengan Rp4,30 triliun dan Kota Semarang sebesar Rp2,01 triliun.
Di posisi keempat ada Kabupaten Batang yang menarik investasi asing senilai Rp1,86 triliun. Sedangkan Pemalang berada di urutan kelima dengan nilai Rp1,41 triliun.
“Kelima daerah ini memang aktif mendorong iklim investasi, khususnya di kawasan industri dan proyek strategis nasional,” imbuh Sakina.
Ia juga menyampaikan bahwa investor asing paling banyak berasal dari lima negara, yaitu Singapura, Tiongkok, Hongkong, Korea Selatan, dan Samoa Barat.
Singapura menempati posisi teratas dengan nilai investasi Rp5,87 triliun, disusul Tiongkok Rp5,42 triliun, dan Hongkong Rp4,46 triliun. Korea Selatan menyumbang Rp3,39 triliun, sementara Samoa Barat Rp0,83 triliun.
“Kombinasi antara lokasi strategis, kesiapan infrastruktur, serta kemudahan perizinan membuat Jateng menarik bagi investor asing,” jelasnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, mengingatkan agar semua perangkat daerah menjaga iklim investasi tetap kondusif.
“Kalau ada investor masuk, jangan dipersulit. Layanilah dengan profesional dan cepat. Ini demi pertumbuhan ekonomi daerah,” tegas Sumarno.
Ia menyebut, masuknya investasi akan berdampak langsung pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Realisasi investasi itu bukan sekadar angka di laporan. Dampaknya nyata, dan kita harus jaga kepercayaan investor dengan pelayanan publik yang terbaik,” ujarnya.(*)