BREBES, Brebesinfo.com – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Brebes, KH Sholahudin Masruri, menegaskan bahwa aksi unjuk rasa harus dilakukan dengan cara damai dan tidak anarkis. Hal itu disampaikannya saat menerima kunjungan Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfie dan Kapolres Brebes, Jumat (2/5/2025).
KH Sholahudin, yang juga pimpinan Pondok Pesantren Al-Hikmah 2 Desa Benda, Kecamatan Sirampog, menyampaikan bahwa menyuarakan aspirasi adalah bagian dari hak warga negara, tetapi harus tetap menjaga ketertiban dan menghormati hak orang lain.
“Agama melarang tindakan anarkis dengan alasan apa pun. Semua agama mengajarkan perdamaian dan menghormati sesama,”
ujar KH Sholahudin.
Ia menambahkan bahwa demonstrasi akan lebih bermanfaat jika dilakukan secara santun, tanpa menimbulkan kerugian atau ketakutan di tengah masyarakat.
“Manusia harus dimuliakan, dan kita harus bisa menghormati perbedaan,”
tegasnya.
KH Sholahudin mengimbau masyarakat, khususnya generasi muda, agar tidak terpengaruh oleh provokasi yang mengarah pada tindakan destruktif. Ia meminta semua pihak menjaga suasana damai, terutama dalam menyampaikan pendapat di ruang publik.
Baru-baru ini, aksi buruh memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) di Kota Semarang diwarnai kerusuhan. Sejumlah fasilitas umum rusak akibat ulah sekelompok orang berpakaian hitam-hitam yang diduga berasal dari kelompok Anarko.
Kerusuhan tersebut memicu kecaman dari berbagai pihak karena merusak esensi dari perjuangan buruh yang seharusnya damai dan bermartabat. Polisi saat ini tengah menyelidiki lebih lanjut dalang di balik aksi perusakan tersebut.
Melihat situasi itu, KH Sholahudin menekankan bahwa tokoh agama dan masyarakat harus berperan aktif memberikan edukasi agar masyarakat tidak terjebak dalam aksi yang menimbulkan kerugian.
“Demonstrasi diperbolehkan, tetapi harus sesuai aturan hukum dan norma agama,”
pungkasnya.
Ia berharap Kabupaten Brebes tetap dalam kondisi aman dan damai, serta masyarakatnya terus menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan persatuan.