Pemprov Jateng Pastikan Guru Madin Ahmad Zuhdi Tetap Terima Insentif Pengajar Agama

SEMARANG, Brebesinfo.com – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memastikan tetap memberikan insentif kepada Ahmad Zuhdi (63), guru madrasah diniyah asal Demak, yang sempat terseret kasus dugaan penamparan terhadap muridnya.

Zuhdi dinilai tetap layak menerima haknya sebagai penerima insentif pengajar agama karena insiden tersebut bukanlah tindakan kekerasan yang disengaja atau dilakukan berulang.

Hal itu disampaikan oleh Subkoordinator Sarana Pendidikan dan Keagamaan Biro Kesra Setda Jateng, Agung Priyono, Selasa (22/7/2025). Menurut Agung, Ahmad Zuhdi telah menjadi penerima insentif sejak 2019.

“Pak Zuhdi tetap akan menerima insentif karena kami pandang ini adalah kejadian akibat miskomunikasi,” ujar Agung. Ia juga menyebut bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Kemenag Jateng untuk memverifikasi data dan memastikan hak Zuhdi tidak dicabut.

Insentif pengajar keagamaan di Jawa Tengah diberikan tiga kali dalam setahun, dengan total senilai Rp1,2 juta per orang per tahun. Selain itu, para penerima juga otomatis didaftarkan dalam BPJS Ketenagakerjaan, untuk jaminan kecelakaan kerja dan kematian.

Pada 2025, terdapat 230.830 orang pengajar keagamaan di Jawa Tengah yang menerima insentif. Rinciannya: Islam 225.187 orang, Kristen 4.430 orang, Katolik 475 orang, Hindu 180 orang, Buddha 545 orang, dan Konghucu 13 orang. Total anggaran yang digelontorkan Pemprov Jateng untuk program ini mencapai Rp277 miliar, termasuk biaya operasional petugas.

“Ini bentuk kehadiran dan kepedulian pemerintah provinsi terhadap pengajar keagamaan, meski jumlahnya belum setimpal dengan pengorbanan mereka,” lanjut Agung.

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi juga menegaskan bahwa insentif akan ditingkatkan pada tahun anggaran berikutnya. Ia menyadari bahwa anggaran yang terbatas menyebabkan jumlah insentif belum maksimal.

“Maka akan kita tingkatkan kembali dan dianggarkan lagi di 2026,” kata Luthfi di Kantor Gubernur.

Pemprov Jateng, di bawah kepemimpinan Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, juga terus menjalankan program Pesantren Obah, yang memberi beasiswa kepada santri untuk kuliah ke luar negeri.

Sebelumnya, Ahmad Zuhdi ramai diberitakan setelah dikabarkan menampar muridnya saat mengajar. Ia mengaku tindakan itu bukan untuk melukai, melainkan bentuk teguran. Ia juga sudah menyampaikan permintaan maaf kepada orang tua murid.

Namun beberapa waktu kemudian, Zuhdi didatangi oleh orang tak dikenal yang mengaku dari LSM dan meminta uang damai sebesar Rp25 juta, disertai ancaman bahwa kasusnya telah dilaporkan ke polisi. Kasus ini pun viral di media sosial dan mengundang simpati publik.

Wakil Gubernur Taj Yasin akhirnya turun tangan langsung untuk memberi perlindungan serta edukasi hukum kepada Zuhdi, dan memastikan bahwa pengajar agama di Jawa Tengah akan tetap didampingi dan dihargai.(*)

Related Posts

Berita Lainnya