Puluhan Anak di Brebes Tak Bisa Sekolah Akibat Tanah Bergerak, Kini Mengungsi di Tenda Darurat

BREBES, Brebesinfo.com — Puluhan peserta didik MI (Madrasah Ibtidaiyah) Nurul Huda di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, sementara waktu tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar. Mereka harus tinggal di tenda pengungsian karena rumah mereka terdampak tanah bergerak.

Sabtu siang, teman-teman mereka dari sekolah yang sama datang ke lokasi pengungsian. Dengan didampingi para pendidik, mereka hadir untuk memberikan semangat dan dukungan kepada sekitar 35 peserta didik yang sedang mengungsi.

Kedatangan ini membawa suasana haru dan penuh empati. Anak-anak membawa makanan ringan dan perlengkapan sederhana, sebagai bentuk kepedulian terhadap teman-teman mereka yang sedang menghadapi masa sulit.

Mafrukhi, salah satu guru MI Nurul Huda, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai kebersamaan, kepedulian, dan semangat gotong royong di kalangan peserta didik.

“Anak-anak datang ke sini membawa semangat, menunjukkan bahwa mereka tidak sendiri. Kami ingin mereka tetap merasa diperhatikan dan tetap semangat belajar walau dalam kondisi darurat,” ujar Mafrukhi. Sabtu (19/4/2025).

Bencana tanah bergerak ini berdampak pada empat pedukuhan di Desa Mendala. Hingga Sabtu siang, pergerakan tanah masih terjadi, membuat situasi belum sepenuhnya aman. Karena itu, jumlah warga yang mengungsi pun terus bertambah.

Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPBD Brebes, Supriyadi, menyampaikan bahwa jumlah rumah yang rusak kini bertambah menjadi 107 unit. Mayoritas mengalami kerusakan berat dan tidak memungkinkan untuk ditempati kembali.

“Kami akan menambah tenda pengungsian berukuran besar agar seluruh warga terdampak dapat ditampung dengan layak. Untuk sementara, kebutuhan logistik masih tersedia dengan baik,” kata Supriyadi.

Di posko pengungsian, seluruh kelompok usia dari anak-anak, orang dewasa, hingga lansia, tinggal bersama dalam tenda-tenda darurat. Dapur umum terus beroperasi untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari semua pengungsi.

Anak-anak di pengungsian menjadi perhatian utama. Selain kebutuhan dasar, mereka juga membutuhkan ruang aman untuk bermain dan belajar, serta pendampingan agar tetap ceria dan tidak merasa tertekan.

Pemerintah daerah terus melakukan pemantauan dan mengimbau masyarakat untuk tetap siaga. Jika ada tanda-tanda pergerakan tanah lanjutan, masyarakat diminta segera mengungsi demi keselamatan bersama.

Bencana ini menjadi pengingat bahwa kesiapsiagaan dan pendidikan tentang kebencanaan penting dilakukan sejak dini. Dengan kerja sama antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga pendidikan, dampak bencana bisa diminimalkan.(*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *