BREBES, brebesinfo.com – Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan kondisi medis yang sering tak bergejala, namun sangat berbahaya. Bila tidak ditangani dengan baik, tekanan darah tinggi dapat menimbulkan kerusakan permanen pada berbagai organ vital, mulai dari jantung, otak, ginjal, mata, hingga fungsi seksual dan tulang.
Hipertensi dikenal sebagai “silent killer” karena sering kali tak disadari oleh penderitanya. Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat untuk memahami dampaknya dan segera mengambil langkah pencegahan sebelum terlambat.
Kerusakan pada Pembuluh Darah
Saat tekanan darah terus-menerus berada di atas normal, dinding pembuluh darah akan mengalami tekanan yang terlalu tinggi. Kondisi ini memicu robekan kecil pada lapisan arteri, sehingga menjadi tempat menumpuknya kolesterol jahat (LDL) yang mempersempit pembuluh darah.
Jika penyempitan terjadi di jantung, aliran darah menuju otot jantung akan terganggu. Akibatnya, penderita dapat mengalami nyeri dada (angina), detak jantung tak beraturan, bahkan serangan jantung atau gagal jantung bila dibiarkan.
Risiko Stroke dan Demensia
Tekanan darah tinggi juga menjadi faktor utama penyebab stroke. Ketika pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah akibat tekanan tinggi, suplai oksigen ke jaringan otak terhenti dan menyebabkan kerusakan serius.
Tak hanya stroke, aliran darah yang buruk ke otak dalam jangka panjang bisa menurunkan fungsi kognitif. Penurunan memori, kesulitan berpikir, hingga demensia dapat menjadi komplikasi lanjut dari hipertensi yang tidak dikendalikan.
Gangguan Penglihatan hingga Kebutaan
Pembuluh darah kecil di retina mata sangat rentan terhadap kerusakan akibat tekanan darah tinggi. Kerusakan ini dapat menyebabkan penglihatan kabur, bercak hitam, hingga pendarahan di mata.
Jika tidak segera ditangani, penderita bisa mengalami kehilangan penglihatan permanen. Kondisi ini dikenal sebagai retinopati hipertensif dan merupakan komplikasi serius dari hipertensi kronis.
Gangguan Ginjal dan Risiko Gagal Ginjal
Ginjal membutuhkan pembuluh darah yang sehat untuk menyaring limbah dan cairan dari tubuh. Hipertensi dapat merusak pembuluh darah di ginjal, sehingga mengganggu proses penyaringan tersebut.
Kerusakan ginjal akibat tekanan darah tinggi bisa berkembang menjadi gagal ginjal kronis. Jika fungsi ginjal sudah turun drastis, penderita akan memerlukan terapi dialisis atau transplantasi ginjal untuk bertahan hidup.
Disfungsi Seksual
Hipertensi juga berdampak pada kesehatan seksual, baik pada pria maupun wanita. Pada pria, tekanan darah tinggi bisa menyebabkan gangguan ereksi akibat aliran darah ke penis terganggu.
Sementara itu, pada wanita, hipertensi bisa menyebabkan penurunan gairah, kekeringan pada vagina, hingga kesulitan mencapai orgasme. Masalah ini sering kali menurunkan kualitas hidup pasangan jika tidak dikomunikasikan dan diobati.
Risiko Osteoporosis
Tekanan darah tinggi dapat mempercepat pembuangan kalsium dari tubuh melalui urin. Akibatnya, kadar kalsium dalam darah menurun dan berdampak pada kepadatan tulang.
Jika kondisi ini berlangsung lama, tulang akan menjadi rapuh dan meningkatkan risiko patah tulang atau osteoporosis. Wanita pascamenopause merupakan kelompok yang paling rentan mengalami kondisi ini.
Emboli Paru
Salah satu komplikasi serius dari tekanan darah tinggi yang jarang disadari adalah emboli paru. Ini terjadi ketika bekuan darah menyumbat pembuluh arteri di paru-paru, yang dapat berakibat fatal.
Gejalanya antara lain sesak napas mendadak, nyeri dada tajam, hingga kehilangan kesadaran. Kondisi ini merupakan kegawatdaruratan medis yang memerlukan penanganan cepat di rumah sakit.
Waspadai Sejak Dini, Cegah Sebelum Terlambat
Dampak tekanan darah tinggi tidak hanya terbatas pada satu organ, melainkan menyasar seluruh sistem tubuh yang bergantung pada pembuluh darah. Itulah mengapa kontrol tekanan darah sejak dini menjadi langkah penting.
Pola makan seimbang, olahraga teratur, istirahat cukup, dan menghindari stres merupakan kunci utama mencegah hipertensi. Rutin memeriksa tekanan darah juga dapat membantu mendeteksi gejala lebih awal sebelum timbul komplikasi.(*)