BREBES, Brebesinfo.com – Seorang warga di Kecamatan Tanjung, Brebes, harus bertahan hidup di rumah tak layak huni (RTLH) di atas tanah milik saudaranya. Dengan kondisi seadanya, ia hanya bisa berharap ada perhatian dari pemimpin baru.
Rumah yang ia tinggali berdinding kalsibot dengan lantai masih berupa tanah. Di dalamnya hanya ada satu kamar tidur yang menyatu dengan dapur. Ruang tamu seadanya hanya diisi dua kursi panjang, sementara listrik pun numpang dari rumah tetangga.
Bagian dapur terlihat memprihatinkan. Perabotan seperti piring, sendok, dan peralatan lainnya terpaksa disimpan di luar rumah. Jika hujan turun, semuanya basah, dan saat panas, terkena terik matahari.
Di belakang rumah, ada kamar mandi dengan sekat dari seng. Sayangnya, tidak ada WC karena bantuan jambanisasi dari pemerintah desa belum bisa dipasang. Masalah kepemilikan tanah menjadi kendala utama.
Warga tersebut mengaku rumah yang ia tempati adalah miliknya, tetapi tanah tempatnya berdiri masih milik saudaranya. “Kalau bangunannya punya saya, tapi tanahnya masih milik saudara,” katanya.
Saat ini, ia tinggal bersama anak keduanya yang sempat putus sekolah. Sementara anak pertamanya sudah bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.
“Anak pertama saya sudah kerja. Anak kedua sempat putus sekolah, tapi kemarin ada dari Dinas Pendidikan datang dan memfasilitasi agar sekolah lagi. Sekarang sudah mulai sekolah lagi,” ujarnya.
Terkait bantuan pemerintah, ia mengaku pernah mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH). Namun, setelah anaknya putus sekolah, bantuan tersebut tidak turun lagi.
“Saya dulu dapat PKH, tapi setelah anak saya berhenti sekolah, bantuannya belum turun lagi. Mudah-mudahan setelah sekolah lagi, bisa dapat bantuan lagi,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dusun I Desa Luwungbata, Nursim, mengatakan pihak desa sudah beberapa kali mengusulkan bantuan RTLH dan jambanisasi. Namun, semua terkendala kepemilikan tanah.
Dengan kondisi seperti ini, warga hanya bisa berharap pemimpin baru bisa lebih peduli terhadap nasib mereka. Brebes masih menjadi salah satu kabupaten dengan tingkat kemiskinan tinggi, dan banyak warga yang hidup dalam keterbatasan seperti ini.(*)