TEMANGGUNG, Brebesinfo.com – Seorang pendaki bernama Ahmad Rizky Chendi (22) mengalami hipotermia saat turun dari Gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung, pada Selasa (11/2/2025) sore. Setelah menerima laporan dari rekannya, tim SAR gabungan segera melakukan evakuasi untuk menyelamatkannya.
Kejadian bermula saat korban melakukan pendakian tektok (tanpa menginap) sejak Selasa dini hari pukul 00.00 WIB. Dalam perjalanan turun, tepat di pos tiga sekitar pukul 16.45 WIB, korban mengalami gejala hipotermia akibat suhu dingin yang ekstrem.
Rekan korban segera melapor ke Basecamp Grasindo Kledung, yang kemudian meneruskan informasi ini ke Pos Basarnas Wonosobo pada pukul 17.50 WIB. Mengetahui kondisi darurat, Basarnas langsung menurunkan tim untuk melakukan penyelamatan.
Kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono, mengatakan tim SAR bergerak cepat setelah menerima laporan. Mereka membawa peralatan evakuasi dan medis untuk memastikan korban dapat segera ditangani di lokasi.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari Pos Basarnas Wonosobo dan relawan dari Grasindo Kledung mendaki menuju pos tiga. Mereka tiba di lokasi sekitar pukul 19.00 WIB dan segera memberikan pertolongan pertama kepada korban.
Untuk menjaga suhu tubuh korban, tim membungkusnya dengan sleeping bag sebelum memulai proses evakuasi. Korban kemudian dibawa turun menggunakan tandu melewati jalur yang cukup terjal dan licin.
Proses evakuasi berlangsung selama sekitar satu setengah jam. Medan yang menantang serta kondisi fisik korban yang lemah membuat tim SAR harus ekstra hati-hati.
Pada pukul 20.30 WIB, tim SAR gabungan akhirnya berhasil menurunkan korban ke Basecamp Grasindo. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, kondisi korban dinyatakan stabil dan tidak memerlukan perawatan lebih lanjut di rumah sakit.
“Alhamdulillah, korban berhasil dievakuasi dalam kondisi stabil. Terima kasih kepada tim SAR gabungan yang telah bekerja keras dalam penyelamatan ini,” ujar Budiono.
Gunung Sindoro menjadi salah satu gunung favorit bagi pendaki, terutama bagi mereka yang melakukan pendakian tektok. Namun, perubahan suhu yang drastis sering kali menjadi ancaman bagi pendaki yang tidak siap menghadapi kondisi ekstrem.
Kasus ini menjadi pengingat bagi para pendaki untuk selalu mempersiapkan diri dengan baik sebelum mendaki gunung. Menggunakan perlengkapan yang sesuai dan memahami risiko hipotermia sangat penting untuk keselamatan di jalur pendakian.
“Kami mengimbau para pendaki agar lebih berhati-hati, terutama saat melakukan pendakian tanpa menginap. Persiapan yang matang, kondisi fisik yang prima, dan perlengkapan yang memadai sangat penting untuk menghindari risiko di gunung,” tutup Budiono.(*)