BREBES, Brebesinfo com – Warga di Desa Mlayang, Kecamatan Sirampog, Brebes, menghadapi krisis infrastruktur. Jembatan Kalikeruh di wilayah Ciroyom Igir Tenjo, satu-satunya akses menuju lima dusun, kini rusak parah dan hampir ambruk. Jika tidak segera diperbaiki, ribuan warga terancam terisolasi total.
Jembatan ini menjadi jalur vital bagi warga Dusun Karang Anyar, Igir Tenjo, Kubang Gede, Sanda Yudo, dan Mlayang Luhur. Lebih dari 1.500 jiwa bergantung pada jembatan ini untuk aktivitas sehari-hari, termasuk ke sekolah, pasar, dan lahan pertanian.
Kepala Desa Mlayang, Abdul Khafid, mengatakan jembatan ini dibangun pada 2016 dan mulai mengalami kerusakan sejak Februari 2023, kondisi jembatan tiang penyangga sudah miring dan pondasi hancur akibat tergerus banjir . Hingga kini, belum ada tindakan dari pemerintah daerah, meski kondisinya semakin mengkhawatirkan.

“Jembatan ini satu-satunya akses utama. Kalau sampai putus, warga tidak punya jalan lain. Ini bukan hanya soal kenyamanan, tapi menyangkut keselamatan dan kehidupan ribuan orang,” kata Khafid, Jumat (31/1/2025).
Warga kini harus ekstra hati-hati saat melintasi jembatan yang nyaris roboh. Jembatan ini adalah satu-satunya akses yang mereka miliki untuk keluar masuk desa, sehingga tidak ada pilihan lain selain tetap menggunakannya dengan risiko besar. “Kalau terus dibiarkan, kami takut jembatan ini benar-benar roboh dan membahayakan nyawa warga,” ujarnya.
Saat musim hujan, situasi makin berbahaya. Debit air sungai meningkat, menggerus pondasi jembatan yang sudah rapuh. Warga khawatir, jika terus dibiarkan, jembatan bisa runtuh sewaktu-waktu.

Selain jembatan, jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Mlayang dan Desa Manggis juga dalam kondisi rusak parah. Jalan penuh retakan, bahkan banyak yang lebarnya semakin menganga akibat pergerakan tanah, membuat akses warga semakin sulit.
Masyarakat berharap pemerintah segera bertindak sebelum bencana terjadi. Infrastruktur ini sangat penting, bukan hanya untuk mobilitas, tetapi juga untuk kelangsungan ekonomi dan pendidikan di lima dusun tersebut.

Warga tidak meminta hal yang berlebihan, hanya ingin akses jalan dan jembatan yang layak agar bisa beraktivitas dengan aman. “Kami butuh solusi nyata, bukan sekadar janji. Jangan tunggu sampai ada korban baru pemerintah bertindak,” tutup Khafid.(*)