BREBES, Brebesinfo.com – Bencana tanah bergerak terjadi di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, sejak Kamis (17/4/2025). Akibatnya, 114 rumah mengalami kerusakan dan 383 warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Ketua LSM Pampera, M Jamil, menyebut kerusakan hutan lindung di lereng barat Gunung Slamet sebagai penyebab utama bencana ini. Ia menilai alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian semusim membuat tanah tidak mampu lagi menyerap air dengan baik.
“Kalau hutan diganti tanaman semusim, air hujan tidak terserap maksimal. Ini yang menyebabkan banjir, longsor, bahkan tanah bergerak,” kata Jamil saat kegiatan penanaman pohon di Desa Pangebatan, Bantarkawung, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, wilayah yang sebelumnya aman dari banjir kini mulai terdampak. Ia mencontohkan daerah seperti Dawuhan dan Igirklanceng, yang dulu tidak pernah kebanjiran. Sekarang, jika hujan deras turun selama dua jam saja, air langsung meluap dan menyebabkan banjir.
Pampera meminta semua pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat, untuk bersama-sama memulihkan kondisi hutan. Ia menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor agar upaya perbaikan berjalan nyata dan berkelanjutan.
“Jangan hanya menanam pohon setiap Hari Bumi lalu selesai. Rehabilitasi hutan harus terus dilakukan dan dipantau hasilnya,” tegasnya.
Jamil menambahkan bahwa jika kerusakan hutan terus dibiarkan, bencana akan semakin sering terjadi. Dampaknya pun bisa lebih besar dari yang sekarang dirasakan.
“Kalau tidak ada langkah serius, kita akan hadapi bencana ini tiap tahun. Bahkan bisa lebih parah dari sekarang,” ujarnya.
Pampera berharap pemerintah lebih tegas dalam menjaga kawasan hutan dan memberi solusi bagi masyarakat yang bergantung pada lahan hutan untuk bertani.(*)