SEMARANG, Brebesinfo.com – Sebanyak 438 pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengikuti kegiatan Manunggal Leadership Retreat bertajuk Ngopeni Ngelakoni, yang digelar di BPSDMD Provinsi Jawa Tengah.
Retret ini dibuka secara resmi oleh Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, pada Selasa (10/6/2025). Pesertanya terdiri dari wakil bupati/wali kota, direktur BUMD, kepala OPD, pejabat eselon 2 dan 3, hingga analis kebijakan.
Dalam sambutannya, Gubernur Luthfi menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam membangun Jawa Tengah. Ia menyebut, pembangunan tidak bisa dilakukan secara sektoral atau sendiri-sendiri.
“Tidak boleh ada ego sektoral. Kita harus kerja bersama, ada nafas kebersamaan. Jawa Tengah tidak bisa dibangun secara kasuistik, tapi lewat kolaborasi yang kuat,” tegas Luthfi.
Retret ini menjadi bagian dari upaya peningkatan kompetensi ASN, yang juga sudah sesuai dengan ketentuan dalam PP Nomor 11 Tahun 2017. Dalam pelatihan ini, peserta akan mendapatkan 36 jam pelajaran yang berkontribusi pada sistem merit dan profesionalisme ASN.
Gubernur juga menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk konkret penjabaran dari Asta Cita Presiden RI, yang dijalankan di daerah melalui berbagai aksi nyata.
“Program prioritas Jawa Tengah jumlahnya 136. Ada 11 program prioritas, 22 intervensi, 61 aksi, dan 42 program taktis. Semua selaras dengan arah kebijakan nasional,” tambahnya.
Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan membentuk pemimpin yang humanis, responsif, serta memiliki integritas dan akuntabilitas tinggi dalam menjalankan pemerintahan.
“Tujuan retret ini untuk memperkuat karakter pemimpin, terutama dalam aspek geopolitik, pelayanan publik, dan stabilitas daerah. Kita ingin birokrasi yang kuat dan peka terhadap kebutuhan masyarakat,” kata Sumarno.
Sementara itu, Gubernur Lemhannas TB Ace Hasan Syadzily yang hadir sebagai pemateri menyatakan dukungannya terhadap retret ini. Ia menilai, kegiatan tersebut dapat membentuk birokrat yang berpikir strategis dan berjiwa negarawan.
“Kita ingin para pejabat di Jawa Tengah memiliki pemahaman utuh soal tantangan daerah. Pemimpin harus punya visi kebangsaan dan mampu membawa perubahan,” ujarnya.
Menurut Ace, selama sepekan ke depan para peserta akan dibekali materi dari lembaga nasional seperti KemenPAN-RB, Bappenas, Kemendagri, KPK RI, Kejaksaan Tinggi, serta tokoh agama dan widyaiswara.
“Ngopeni dan Ngelakoni bukan sekadar tagline, tapi harus menjadi budaya kerja. Dengan kegiatan ini, kami harap kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah bisa terus meningkat,” tutupnya.(*)