BREBES, Brebesinfo.com – Sejumlah ornamen unik berupa patung raksasa berbentuk “tikus berdasi” mencuri perhatian warga dalam karnaval memperingati HUT RI ke-80 di sejumlah desa dan kecamatan di Kabupaten Brebes.
Ornamen ini hadir berdampingan dengan arak-arakan drumband, kesenian tradisional, pakaian adat, hingga mobil hias yang ikut memeriahkan pawai.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat patung tikus dengan jas rapi, dasi mencolok, hingga ada yang membawa koper. Simbol satir ini diyakini sebagai bentuk kritik masyarakat terhadap maraknya praktik korupsi yang masih menggerogoti bangsa.
Salah satunya unggahan di akun Facebook @Liyah, yang memperlihatkan patung tikus raksasa diarak dalam karnaval Kecamatan Banjarharjo. Video tersebut langsung menuai komentar warganet.
“Keren,” tulis akun Alula Sioche.
“Seru banget,” sahut akun lain bernama Lin Mey Mey.
Karnaval dengan simbol satir serupa juga muncul di Kecamatan Ketanggungan. Sebuah akun Facebook Mas Yusuf mengunggah momen karnaval Desa Baros dengan caption “Tikus Kantor Menyala Warga Desa Baros”.
Unggahan ini pun ramai disorot warganet.
“Ide yang cemerlang,” tulis akun Lana Bapers.
“Nusuk banget kalo sadar sih itu,” timpal akun Nia Ahmad.
Menanggapi fenomena tersebut, akademisi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Kabupaten Brebes, Muamar Riza Pahlevi, menilai kehadiran ornamen tikus berdasi adalah ekspresi rakyat yang paling jujur dalam menyuarakan kritik sosial.
“Mereka tidak mampu berbuat banyak untuk mencegah atau berani melaporkan kasus-kasus korupsi. Akhirnya, yang paling mudah adalah menyindir lewat parodi di ruang publik. Itu menjadi sarana menyalurkan unek-unek mereka,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa aksi satir semacam ini jangan dipandang sebelah mata.
“Ini bukti kepedulian rakyat terhadap korupsi tetap ada, walau hanya dalam bentuk parodi. Jangan sampai dianggap sepele, karena inilah cara mereka bicara,” pungkasnya.
Kehadiran “tikus berdasi” di karnaval HUT RI ke-80 di Brebes ini pun menjadi warna tersendiri, sekaligus pengingat bahwa semangat kemerdekaan tak hanya soal merayakan, tetapi juga menyuarakan keadilan.(*)
