Viral RS di Brebes Tolak Fasilitasi Ambulans untuk Pasien Kritis, Korban Kecelakaan Akhirnya Meninggal

BREBES, Brebesinfo.com – Sebuah video yang memperlihatkan pasien kecelakaan diangkut menggunakan mobil pikap karena tidak difasilitasi ambulans oleh rumah sakit di Brebes viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi di RS Amanah Mahmudah (RSAM) Sitanggal, Kecamatan Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Dalam video berdurasi 20 detik itu tampak sejumlah keluarga pasien meminta bantuan ambulans untuk merujuk korban ke rumah sakit lain. Namun pihak RSAM Sitanggal menolak. Akibatnya, pasien dibawa ke RS Bhakti Asih Brebes menggunakan mobil bak terbuka dalam kondisi kritis.

Korban diketahui bernama Ruswad (60), warga Dukuh Siramin, Desa Slatri, Kecamatan Larangan. Ia adalah seorang pedagang kue putu yang mengalami kecelakaan di Jalan Ketanggungan–Jatibarang pada Selasa malam, 10 Juni 2025 sekitar pukul 19.30 WIB.

“Korban langsung dilarikan ke RSAM Sitanggal setelah kecelakaan, saat itu pakai mobil pikap karena situasi darurat,” ungkap Hadi Kusuma (40), keponakan korban saat ditemui di rumah duka, Kamis (12/6/2025).

Setibanya di rumah sakit, korban langsung ditangani di ruang IGD. Namun karena kondisinya kritis dengan luka parah, seperti patah tulang, cedera kepala, dan pendarahan, pihak RSAM menyatakan harus dirujuk ke RS Bhakti Asih Brebes.

Namun di sinilah polemik terjadi. Hadi menyebut pihak keluarga sudah berkali-kali memohon agar RSAM memfasilitasi ambulans untuk merujuk korban, bahkan sempat menawarkan uang bensin.

“Pihak keluarga bahkan mau kasih uang untuk bensin ambulans, tapi tetap saja nggak diizinkan. Alasannya katanya persiapan ambulans makan waktu, sementara pasien harus segera dirujuk,” jelas Hadi.

Kekecewaan mendalam dirasakan keluarga. Apalagi korban merupakan tokoh agama di desanya, seorang imam masjid yang dikenal masyarakat.

“Banyak warga yang kecewa juga karena almarhum itu imam masjid. Kami sangat menyayangkan perlakuan pihak rumah sakit,” tambahnya.

Ruswad akhirnya meninggal dunia keesokan paginya di ruang ICU RS Bhakti Asih Brebes.

Menanggapi video yang viral, Direktur RSAM Sitanggal, drg M Baihaqi Rahmatika angkat bicara. Ia membenarkan kejadian tersebut dan menyampaikan permohonan maaf atas layanan yang kurang maksimal.

“Kami akui pasien datang dalam kondisi kritis. Harus cepat-cepat dirujuk karena fasilitas kami belum memadai, tidak ada dokter ortopedi dan belum ada CT Scan,” ujarnya.

Terkait penolakan penggunaan ambulans, Baihaqi menjelaskan bahwa persiapan ambulans membutuhkan waktu karena harus dilengkapi infus, oksigen, dan koordinasi dengan RS rujukan. Sementara kondisi pasien tidak memungkinkan untuk menunggu.

“Petugas menyarankan pakai kendaraan yang ada agar lebih cepat sampai RS rujukan. Kami sangat menyesal atas kejadian ini,” tegasnya.

Pihak RSAM Sitanggal juga telah menjatuhkan sanksi kepada petugas yang berjaga pada malam kejadian sebagai bentuk evaluasi layanan.

“Kami sudah berikan sanksi kepada petugas yang berjaga. Ini jadi pelajaran. Ke depan kami akan berbenah agar pelayanan lebih baik,” tandas Baihaqi.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *