BREBES,- Desa Legok di Kecamatan Bantarkawung, Kabupaten Brebes, kini menjadi sorotan pecinta kopi berkat hadirnya Kopi Majana. Kopi ini tidak hanya menyuguhkan cita rasa khas, tetapi juga mencerminkan perjuangan petani lokal dalam mengolah kekayaan alam menjadi produk unggulan.
Kopi Majana memiliki cita rasa unik yang sulit ditemukan di tempat lain. Kopi robusta dari Majana menyuguhkan sensasi pahit yang berpadu dengan rasa gula merah, menciptakan karakteristik rasa yang khas dari Brebes.
Nama “Majana” sendiri berasal dari bahasa Sunda, yang berarti kebaikan yang datang. Filosofi ini menggambarkan keberkahan yang dirasakan petani kopi di Bantarkawung. Dengan iklim sejuk dan tanah subur di ketinggian 800–1.200 meter di atas permukaan laut, wilayah ini menjadi lokasi ideal untuk budidaya kopi Robusta dan Arabika.
Ketua Kelompok Tani Kopi Kencana Mandiri, Hendra, menceritakan perjalanan mereka dalam mengembangkan Kopi Majana. “Awalnya, kami hanya menjual biji kopi mentah. Namun, setelah pelatihan pengolahan dan pemasaran, kami mulai menghasilkan kopi berkualitas premium,” ujar Hendra.
Kini, Kopi Majana telah merambah pasar nasional dan internasional. Melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah dan komunitas kopi, produk ini dipromosikan di berbagai festival kopi dan pameran agribisnis, meningkatkan pamor kopi lokal dari Brebes.
Selain memberikan dampak ekonomi positif, para petani di Bantarkawung juga berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Mereka menerapkan metode tanam ramah lingkungan, seperti menanam kopi di bawah naungan pohon hutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Dengan segala keunggulan yang dimilikinya, Kopi Majana menjadi bukti bahwa desa kecil seperti Bantarkawung mampu menghasilkan produk berdaya saing tinggi. Para petani berharap kopi mereka semakin dikenal luas dan menginspirasi desa lain untuk menggali potensi lokalnya.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi, Kopi Majana tidak hanya menjadi kebanggaan Brebes, tetapi juga membuktikan bahwa kopi lokal dapat bersaing di tingkat dunia.(CA)