BREBES, Brebesinfo.com – Puluhan warga Desa Cimohong, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, menggelar aksi unjuk rasa di depan pabrik PT Daehan Global Brebes, Jumat (14/2/2025). Mereka menuntut ganti rugi atas dugaan pencemaran limbah yang merusak lahan pertanian.
Massa bergerak dari Kantor Desa Cimohong menuju pabrik dengan melakukan longmarch. Sesampainya di depan gerbang, mereka menyampaikan orasi. Aksi yang dimulai sekitar pukul 14.30 WIB ini mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian.
Salah satu warga, Amrullah, mengatakan warga sudah tiga kali melakukan audiensi dengan pihak pabrik, tetapi tidak ada keputusan terkait ganti rugi. Menurutnya, pihak perusahaan hanya memberikan janji tanpa kepastian.
“Mereka hanya berjanji terus, jadi kami melakukan demo secara spontan. Tuntutan kami seolah diabaikan. Kalau tetap tidak ada kepastian, kami akan menggelar aksi lebih besar,” ujar Amrullah.
Menanggapi tuntutan warga, perwakilan PT Daehan Global Brebes, Nanang, menyatakan bahwa tuntutan ganti rugi petani tidak memiliki dasar yang kuat. Pihaknya justru menyarankan warga menempuh jalur hukum jika merasa dirugikan.
“Itu hanya limpasan air hujan. Kalau ada limbah dari WWTP atau IPAL, airnya sudah bersih. Kalau memang ada bukti kerugian, silakan tempuh jalur hukum,” kata Nanang.
Dia menjelaskan, sejak pabrik beroperasi pada Maret 2018, perusahaan telah menjalankan program tanggung jawab sosial atau CSR kepada masyarakat sekitar.
“Sejak 2020, kami rutin memberikan CSR berupa limbah karton, plastik, dan duplek dengan estimasi total sekitar 428 ton senilai Rp 648 juta kepada pihak desa,” jelasnya.
Nanang menambahkan bahwa lahan sawah yang berada di sekitar pabrik tidak pernah digarap oleh petani. Selain itu, sistem pengolahan limbah di pabrik berfungsi dengan baik.
Jika warga tetap tidak puas dengan hasil mediasi, kata Nanang, jalur hukum menjadi pilihan terbaik. “Kami sudah berupaya berkomunikasi. Kalau masih ada yang keberatan, silakan proses secara hukum,” katanya.
Selain itu, perusahaan juga menyediakan fasilitas bagi warga, seperti tempat berjualan gratis untuk 80 pedagang dari Desa Cimohong dan 40 kantin di dalam pabrik yang semuanya dikelola warga setempat.
“Kami juga rutin memberikan hewan kurban setiap tahun, santunan anak yatim, serta berbagai bantuan sosial lainnya,” pungkas Nanang.(*)