SEMARANG, Brebesinfo.com – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menegaskan bahwa aparatur sipil negara (ASN) harus berani meninggalkan pola kerja lama yang hanya fokus pada rutinitas. Menurutnya, tantangan birokrasi saat ini menuntut ASN untuk lebih kreatif, inovatif, dan berorientasi pada hasil.
“Kita tidak akan pernah mencapai hasil maksimal kalau hanya menjalankan rutinitas tanpa inovasi,” ujar Luthfi saat membuka Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Kegiatan (POK) Triwulan II Tahun Anggaran 2025 di Gedung B Kantor Gubernur, Selasa (23/7/2025).
Ia meminta seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di Jawa Tengah untuk tidak lagi bekerja secara normatif dan hanya menunggu anggaran turun. Menurutnya, para kepala dinas harus berani mengambil inisiatif agar program-program benar-benar berdampak langsung ke masyarakat.
“Jangan biasakan yang biasa, biasakan yang benar. Karena yang biasa belum tentu benar,” tegasnya.
Luthfi juga menekankan pentingnya sistem evaluasi kinerja ASN setiap tiga bulan. Ia menginginkan agar birokrasi di Jawa Tengah berjalan profesional dengan menerapkan sistem merit yang adil.
“Kalau ada yang bilang ‘itu orangnya gubernur’, langsung coret. Semua ASN harus profesional. Tidak boleh ada nepotisme,” tegas mantan Kapolda Jateng itu.
Ia mengingatkan bahwa keberhasilan sebuah program bukan diukur dari banyaknya anggaran yang dihabiskan, melainkan dari manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.
Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen juga meminta para kepala dinas untuk lebih terbuka dan menjalin komunikasi yang baik antarinstansi. “Koordinasi harus terus dilakukan. Jangan sungkan untuk berkomunikasi,” ujarnya.
Pesan ini menjadi penegasan arah kepemimpinan Gubernur Luthfi yang ingin membawa perubahan nyata dalam tubuh birokrasi Jawa Tengah. Kinerja ASN tidak hanya dinilai dari administrasi, tapi juga dari dampaknya terhadap publik.(*)
