BREBES, Brebesinfo.com – Di zaman sekarang, internet sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Internet digunakan untuk belajar, bekerja, berdagang, bahkan mengurus layanan pemerintah. Tapi sayangnya, tidak semua wilayah di Indonesia bisa menikmati akses internet yang baik.
Masih ada banyak desa dan daerah terpencil yang belum terjangkau jaringan internet. Hal ini membuat kesenjangan antara masyarakat kota dan desa semakin terasa, baik dari segi pendidikan, ekonomi, maupun akses informasi.
Akses Internet di Kota dan Desa Masih Jauh Berbeda
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, 88,3% masyarakat di kota sudah menggunakan internet. Tapi di desa, angka ini hanya 67,1%. Bahkan menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), masih ada sekitar 30 juta orang yang belum punya akses internet yang layak.
Perbedaan ini menyebabkan ketimpangan digital. Masyarakat di kota lebih mudah mendapat informasi, belajar, dan membuka peluang usaha. Sementara di desa, banyak yang masih tertinggal karena keterbatasan akses internet.
1. Anak-anak Sulit Belajar
Saat pandemi COVID-19, banyak sekolah harus melakukan pembelajaran jarak jauh lewat internet. Di kota, siswa bisa tetap belajar dari rumah. Tapi di desa, banyak anak tidak bisa ikut belajar karena tidak ada sinyal atau tidak punya kuota internet.
Data dari UNICEF tahun 2021 menyebutkan, sekitar 60% siswa di Indonesia kesulitan ikut sekolah online. Ini disebabkan kurangnya internet, perangkat digital seperti HP atau laptop, dan juga keterampilan menggunakan teknologi.
2. UMKM Desa Tidak Bisa Tumbuh
Banyak usaha kecil di kota bisa menjual produk lewat internet, seperti lewat marketplace atau media sosial. Tapi pelaku usaha di desa yang belum terjangkau internet tidak bisa ikut bersaing.
Akibatnya, produk mereka hanya dijual secara lokal, tidak bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Potensi ekonomi desa pun sulit berkembang maksimal tanpa dukungan internet.
3. Sulit Akses Layanan Publik
Sekarang, banyak layanan pemerintah seperti bantuan sosial, pengurusan KTP, dan layanan kesehatan bisa diakses secara online. Tapi warga yang tidak punya internet tentu kesulitan mengurus semua itu.
Misalnya pada tahun 2023, Kementerian Sosial mencatat banyak warga belum menerima bantuan karena tidak bisa daftar secara online. Ini menunjukkan pentingnya koneksi internet dalam kehidupan masyarakat.
4. Tidak Bisa Ikut Suara di Dunia Digital
Internet juga memberi ruang bagi warga untuk menyampaikan pendapat, ikut diskusi, dan mengetahui berita terbaru. Tapi jika tidak ada internet, masyarakat tidak bisa ikut berpartisipasi dalam proses demokrasi digital.
Hal ini membuat suara masyarakat daerah jadi kurang terdengar. Padahal, partisipasi warga penting untuk mengawasi kebijakan pemerintah dan menyuarakan aspirasi.
Apa yang Sudah Dilakukan Pemerintah?
Pemerintah sudah berusaha membangun jaringan internet di daerah-daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Lewat program “Desa Digital”, pemerintah membangun ribuan menara pemancar (BTS) 4G hingga akhir 2023.
Namun masih banyak tantangan yang dihadapi. Beberapa di antaranya adalah dana yang terbatas, kurangnya kerja sama antar instansi, dan rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penggunaan internet secara bijak dan aman.
Akses internet yang merata penting agar semua warga, baik di kota maupun desa, bisa maju bersama. Pemerataan jaringan internet akan membantu anak-anak belajar, usaha kecil berkembang, dan masyarakat lebih mudah mendapatkan layanan dan informasi.
Kalau internet bisa dinikmati semua orang, maka pembangunan di Indonesia akan lebih adil dan merata.(*)